Get Gifs at CodemySpace.com

8 Nov 2011

Konser Keseimbangan Iwan Fals di Blitar


Mengusung program keseimbangan alam, konser Iwan Fals di Kota Blitar ternyata sepi penonton. Hanya sekitar 300 orang menyaksikan konser salah satu legenda musik Indonesia itu, di Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) yang berkapasitas sekitar 2.000 penonton, Minggu (4/7) sore.

Meski jumlah penonton di konsernya relatif tidak banyak, Iwan Fals tetap tampil maksimal sejak sekitar pukul 15.30 WIB. Iwan menyanyikan 17 lagu, diawali dengan lagu dari album terbaru nya, Keseimbangan Alam.

Penyanyi yang ngetop dengan lagu Omar Bakri dan Bento itu menyanyikan lagu-lagu bertema keseimbangan dan Tuhan sebagai Sang Pencipta. Dia juga melantunkan sejumlah lagu yang membangkitkan emosi penonton.

Iwan Fals tampil bersama bandnya yang beranggotakan Heirri Buchaery (bass,) Totok Tewel (gitar), Deni Kurniawan (drum), dan Edi Daromi (kibor). Adapun Iwan selain menyanyi juga memetik gitar.

Tak ketinggalan, Iwan Fals juga menyanyikan lagu berjudul Jenderal, yang berirama campuran dangdut, dan lagu tentang pahlawan seperti Laksamana Malahayati. Saat menyampaikan ucapan pengantar sebelum menyanyikan Jenderal, Iwan menyindir bahwa para jenderal (polisi) saat ini sedang senang karena perhatian masyarakat tidak lagi tertuju kepada mereka (dalam kasus rekening mencurigakan) setelah munculnya pemberitaan kasus video porno Ariel Peterpan.

“Tapi jenderal yang kami maksud (dalam lagu) itu adalah yang dicintai masyarakat, yang menjadi komando perang,” ucap Iwan Fals.

Dalam konsernya, Iwan Fals tidak lupa membawakan lagu-lagu lama nan legendaris seperti Wakil Rakyat dan Hio, yang mendapat sambutan meriah para penonton dengan teriakan yel-yel. Apalagi, saat melantunkan Wakil Rakyat Iwan Fals diiringi permainan kolaborasi musik ketipung tradisional Kelompok “Blang-Bleng” dari Blitar.

Hal itu membuat penampilan konser Iwan Fals di Kota Blitar semakin terasa lengkap. Dia juga memunculkan jenis iringan musik di luar kebiasaan.

“Sungguh luar biasa konser Iwan Fals ini. Banyak yang baru dalam iringan musiknya, meski lagunya lagu lama,” tutur Arif, penggemar Iwan Fals, di sela keasyikan menonton di PPIP Blitar sekaligus pelataran parkir makam alm Bung Karno itu.

Sejumlah penonton menyayangkan tidak diberinya izin konser Iwan di sejumlah daerah di Jatim. “Mungkin jika pihak berwenang mendengar lagu-lagu yang dibawakan Bang Iwan yang sangat berkaitan erat dengan pelestarian alam, izin konser pasti disetujui,” kata Andi, warga Kota Blitar yang juga fan berat Iwan Fals.

Sekadar mengingatkan, Iwan gagal menggelar konser bertajuk “Panggung Keseimbangan” di beberapa kota di Jatim. Dia terkendala izin kepolisian, yaitu di Jombang, Jumat (2/7) siang, dan Lamongan, Rabu (30/6).
Menurut Ketua Yayasan OI (sebutan untuk perkumpulan penggemar fanatik Iwan) di Jombang yang juga panitia penyelenggara, M Adib, polisi mengaku tidak bisa menjamin keamanan konser Iwan di Jombang. Apalagi, Jombang berdekatan dengan Lamongan dan Mojokerto, yang baru saja menggelar pilbup bermasalah.

Di Lamongan, meskipun gagal manggung, Iwan tetap hadir, Rabu (30/6). Bersama istri, Rosanna, dan sejumlah pengurus yayasan OI, Iwan menanam pohon di Kampus Universitas Islam Lamongan. (Surya, 2/7).

Kepala Dinas Informasi Publik dan Pariwisata Kota Blitar, Minggu (4/7), Kasmiadi, mengatakan, sepinya penonton di Blitar sudah diperkirakan sejak semula. Pasalnya, waktu untuk melakukan publikasi konser Iwan relatif sempit.

“Tapi jumlah penonton yang sedikit ini (justru) membuat kami lega. Karena, apa yang dikhawatirkan banyak pihak dari ajang konser Iwan Fals (muncul kerusuhan, Red) tidak terbukti di Kota Blitar,” katanya.

SELAIN bernyanyi, Iwan juga menanam 6.000 pohon mahoni dalam kegiatan bertajuk “Keseimbangan OI Menanam”. Di sela acara di perbukitan Blitar Selatan ini dia menyatakan berupaya mengingatkan dan menyadarkan semua lapisan masyarakat terhadap pentingnya arti keseimbangan alam.

Menurut Iwan, kondisi hutan di Indonesia yang sangat memprihatinkan harus segera diatasi sejak sekarang tanpa ada kata terlambat. Hal itu, katanya, harus dilandasi oleh niat dan aksi nyata di lapangan; tidak hanya sekadar berteriak-teriak melalui program penyelamatan hutan namun tanpa melaksnakan tindakan.

Iwan menambahkan, langkah menanam juga harus diikuti dengan menyiram atau memelihara. Menurutnya, akan sia-sia jika hanya menanam tanpa melakukan pemeliharaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews